Wednesday, April 18, 2012

Resmi Hadir di Indonesia, Apa Tujuan Google?

JAKARTA - Google baru saja meresmikan kehadirannya di tanah air dan memperkenalkan Rudy Ramawy sebagai Country Head Indonesia. Lalu apa tujuan utama Google?

"Alasan utama kita masuk ke Indonesia bukan dalam konteks revenue," ujar Country Head Google Indonesia, Rudy Ramawy, di Cyber 2 Tower, Jakarta, Jumat (30/3/2012).

Lebih lanjut diungkapkan Rudy, tujuan utama Google di Indonesia justru ingin lebih dekat dengan mitra yang ada di sini. "Google ingin lebih dekat dengan mitra yang ada di Indonesia, supaya kita bisa bersama membangun ekosistem internet," jelasnya.

Menurut Rudy, dalam jangka panjang, Google melihat Indonesia sebagai negara yang strategis dengan pertumbuhan masyarakatnya, ekonomi hingga tingkat kegiatan online-nya. "Jadi, Google tidak melihat Indonesia dalam hitungan tahun atau bulan, melainkan dalam jangka panjang dan komit untuk itu," katanya.

Bahkan Rudy mengungkapkan, investasi sumber daya yang dialokasikan untuk Indonesia cukup besar. "Salah satu peluang terbesar atau investasi kita adalah mengedukasikan para mitra kerja, seperti developer, iklan dan operator," pungkasnya

Miliki 30 Ribu BTS, XL Garap 3G Masuk Desa

Pencapaian PT XL Axiata Tbk (XL) dengan membangun 30.000 Base Tranciever Service (BTS) tersebar di seluruh Indonesia bakal semakin mendukung program "3G Masuk Desa". Langkah XL tersebut sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kepada pelanggan.

Chief Technlogy, Conten & New Bussinese XL Dian Siswarini mengatakan, pembangunan lebih 30.000 BTS ini bukanlah perkara mudah. Kebijakan itu memerlukan pengorbanan dan membutuhkan investasi yang cukup besar.

"Semua jerih payah itu kami lakukan untuk memenuhi tanggungjawab kami, baik bagi pelanggan yang semakin banyak maupun memberikan kualitas layanan terbaik," kata Dian saat peresmian BTS di Kuta, Bali, Rabu (11/4/2012).

Selain Bali, XL Axiata juga secara bersamaan meresmikan BTS di Pekanbaru (Riau), Bali,  Lereng Merapi (Jogjakarta), dan Maros (Sulawesi Selatan) dan Purwakarta. Pihaknya tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas jaringan ini di masa mendatang.

Menurut Dian, pencapaian jumlah BTS lebih dari 30.000 ini akan semakin menjamin cakupan layanan XL (wider coverage), kapasitas layanan yang semakin besar (bigger capacity) dan kualitas layanan yang lebih baik (better quality). Dengan begitu, masyarakat Indonesia akan semakin nyaman dalam melakukan aktifitas komunikasi.

“Ketiga hal ini adalah syarat yang harus dilakukan mengingat jumlah pelanggan yang terus meningkat dan kini mencapai lebih dari 46,6 juta. Apalagi permintaan pelanggan atas layanan data guna mendukung aktifitas terus meningkat," ucapnya.

Dian menambahkan, peresmian BTS ke-30.000 ini juga dimaksudkan guna mendukung program “3G Masuk Desa”.

Disebutkan, penambahan kapasitas BTS di Bali karena melihat potensi pasar selular di Bali cukup besar, serta pulihnya kepercayaan masyarakat internasional terhadap Bali sebagai tujuan wisata dunia. XL juga juga melalukan berbagai macam program corporate social responsibility (CSR), salah satunya berupa “XL Peduli Pantai Legian”.

Hal ini menunjukkan XL peduli dengan kesejahteraan masyarakat dan merasa ikut bertanggungjawab untuk memajukan masyarakat sebagai bagian masyarakat korporasi di Bali.

Acara di Bali acara dipusatkan BTS Melasti, Legia, Kuta, dihadiri oleh Dian Siswarini (Chief Technlogy, Conten & New Bussinese X Pusat), Djunaedy Hermawanto (Vice President XL East Region), perangkat Desa Legian dan Desa Adat Legian. Usai acara ini dilanjutkan dengan penanamam pohon perindang secara simbolis di Pantai Legian.

Wednesday, April 11, 2012

Ternyata Penemu Teknologi 4G Orang Indonesia

telkom.web.id - Teknologi 4G sudah hadir di Indonesia dalam bentuk layanan Internet broadband nirkabel WiMax, sedangkan teknologi seluler Long Term Evoluiton (LTE) masih belum diatur regulasinya.

Gembar gembor bakal hadirnya teknologi 4G di dunia dan di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak 2005, yaitu sejak pertama kali 3G hadir di Indonesia. Indonesia patut berbangga, karena penemu teknologi 4G adalah orang Indonesia, dialah Prof. Khoirul Anwar, yang menemukan dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).

Khoirul Anwar adalah alumni Teknik Elektro ITB dengan cumlaude di 2000, kemudian melanjutkan pendidikan di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005 serta doktor pada 2008. Beliau juga penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, di California.

Penemuan teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan ide mengurangi daya transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja (100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih kecil dari teknologi sebelumnya) dan hasilnya kecepatan transmisi meningkat.

Pada paten keduanya, Khoirul Anwar kembali membuat dunia kagum, kali ini adalah menghapus sama sekali guard interval/GI, tentu saja ini malah membuat frekuensi yang berbeda akan bertabrakan, alih-alih menambah kecepatan.

Namun, anak Indonesia asli asal Kediri ini mengkompensasi risiko tersebut dengan mengembangkan algoritma khusus di laboratorium, hasilnya interferensi tersebut dapat diatasi dengan unjuk kerja yang sama seperti sistem biasa dengan adanya GI.

Asisten Professor di JAIST ini masih terus mengasah kemampuannya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, Khoirul Anwar menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia jika telah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang telekomunikasi.

Fiber Optik Teknologi Mutakhir dari Inti Zinc Selenide

Telkom.web.id - Sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh profesor kimia asal Penn State University, John Badding, mengembangkan fiber optik yang dibuat dari inti zinc selenide.

Zinc selenide (seng selenide) merupakan senyawa bercahaya warna kuning yang dapat digunakan sebagai semikonduktor.
Senyawa ini dianggap sebagai serat optik teknologi baru yang memungkinkan manipulasi cahaya yang lebih efektif dan liberal.
Penemuan ini merupakan langkah yang menjanjikan untuk memiliki teknologi radar-laser yang serba guna.

Teknologi ini nantinya bisa diterapkan untuk pengembangan laser bedah dan medis, pengukuran target laser yang lebih baik untuk dunia militer, dan pengukuran supersensor di laser yang biasa digunakan untuk mengukur polusi dan mendeteksi penyebaran bahan kimia bioteroris.

"Hampir menjadi hal yang klise untuk mengatakan bahwa serat optik adalah landasan era informasi modern," kata Badding.
"Serat panjang tipis yang berukuran tiga kali lipat rambut manusia ini dapat mengirimkan lebih dari satu terabyte informasi per detik, atau setara dengan 250 DVD. Namun tetap saja selalu ada cara untuk memperbaiki teknologi yang ada," ujar Badding yang juga menjelaskan bahwa serat optik-teknologi selalu dibatasi oleh penggunaan inti kaca.

"Kaca memiliki susunan serampangan dari atom," kata Badding.

"Sebaliknya, suatu zat kristal seperti selenide seng sangat mampu mendominasi. Dominasi itu memungkinkan cahaya dihantarkan melalui gelombang yang lebih panjang, khususnya yang berada di pertengahan inframerah," papar Badding.

Tidak seperti kaca silika, yang secara tradisional digunakan dalam serat optik, selenide seng adalah semikonduktor majemuk.

"Kami sudah mengetahui sejak lama bahwa selenide seng merupakan senyawa yang mampu memanipulasi cahaya dengan cara tidak bisa dilakukan oleh kaca silika," kata Badding.

"Kuncinya adalah untuk mendapatkan senyawa menjadi struktur serat, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya,"

Para ilmuwan menemukan bahwa serat optik yang terbuat dari seng selenide bisa berguna dalam dua cara. Pertama, mereka mengamati bahwa serat baru ini lebih efisien dalam mengubah cahaya, dari satu warna ke warna lain.
"Ketika serat optik tradisional digunakan untuk penanda, layar, dan seni, itu tidak selalu mungkin untuk mendapatkan warna yang Anda inginkan," jelas Badding.

"Selenide Seng, menggunakan proses yang disebut konversi frekuensi nonlinier, lebih mampu mengubah warna," tambahnya.

Kedua, seiring dengan temuan yang dilakukan Badding dan timnya, mereka menemukan bahwa kelas serat baru yang disediakan lebih cakap, tidak hanya di spektrum yang terlihat tapi juga dalam spektrum infrared, radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang lebih besar ketimbang cahaya yang tampak.

"Pemanfaatan panjang gelombang ini menarik karena merupakan langkah menuju membuat serat yang dapat berfungsi sebagai laser inframerah," jelas Badding.

Misalnya, lanjut Badding, pihak militer saat ini menggunakan teknologi radar laser yang dapat menangani inframerah jarak dekat, atau berjarak 2 hingga 2.5-mikron. Sedangkan sebuah perangkat lain mampu menangani jarak inframerah yang lebih jauh, atau lebih dari 5-mikron dengan lebih akurat.

"Nah, serat fiber terbaru ini dapat mengirimkan panjang gelombang sampai 15 mikron," ujar Badding.

Badding juga menjelaskan bahwa deteksi polutan dan racun lingkungan bisa dijadikan sebagai fokus penerapan teknologi radar laser yang lebih baik dan mampu berinteraksi dengan cahaya dari panjang gelombang lebih besar.

"Molekul berbeda mampu menyerap cahaya dari panjang gelombang yang berbeda, misalnya, menyerap air, atau berhenti, cahaya pada panjang gelombang 2.6 mikron," kata Badding.

"Tapi molekul polutan tertentu atau zat beracun lainnya dapat menyerap cahaya dari panjang gelombang dengan waktu lebih lama. Jika kita bisa menghantarkan lebih dari panjang gelombang cahaya yang ada melalui atmosfer, maka kita dapat melihat apa zat di luar sana jauh lebih jelas."

Selain itu, Badding menyebutkan bahwa seng selenide serat optik juga dapat membuka jalan baru untuk penelitian yang dapat meningkatkan teknik bedah laser bantuan di dunia kedokteran, seperti operasi mata korektif.

Wednesday, November 30, 2011

Telkom Siap Akuisisi Perusahaan Media dan Hiburan



PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) siap mengakuisisi satu perusahaan lokal pada 2012 mendatang. Untuk memuluskan rencana tersebut, Telkom telah menyiapkan dana mencapai Rp 1 triliun. 

Perusahaan lokal yang akan diakusisi bergerak di bidang informasi, media, serta hiburan. Hal ini seiring visi Telkom untuk menjadi badan usaha milik negara berbasis Telecommunication, Information, Media, dan Edutainment atau TIME. 

"Perusahaan lokal, bisa akuisisi atau aliansi kerjasama," kata Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama Telkom, di Pacific Place, SCBD, Jakarta, Senin (12/9). "Dana Rp 1 triliun kita alokasikan. Namun yang jelas bukan perusahaan operator telekomunikasi. Yang berbasis TIME." 

Rinaldi menambahkan, pendekatan awal telah dilakukan terhadap perusahaan incarannya tersebut. Namun, ia enggan menyebutkan indentitas perusahan tersebut. "Sudah ada pembicaraan," ucapnya. 

Saat ditanyakan kelanjutan proses operator selular asal Kamboja, CamGSM, menurut Rinaldi nampaknya akan tertunda. Pasalnya, belum ada kesepakatan di antara perseroan dan CamGSM. Sebelumnya, Rinaldi menargetkan akusisi CamGSM rampung pada triwulan tiga tahun ini, dengan kepemilikan mayoritas.


<Liputan6.com, Jakarta>

Tuesday, November 22, 2011

XL Terapkan Aplikasi Sekolah Terpadu

TEMPO.CO, Bau-Bau - Operator selular XL menerapkan layanan sekolah terpadu melalui aplikasi Sistem Informasi Sekolah Terpadu (Sifoster) di Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.

Aplikasi tersebut memudahkan para guru, siswa, dan orang tua dalam mengontrol proses belajar-mengajar di sekolah. Layanan berbasis pesan singkat (SMS) ini dapat memberi informasi yang berhubungan dengan sekolah, seperti absensi siswa, nilai, pembayaran pendidikan, bimbingan karier, dan sebagainya.

"Telekomunikasi dan layanan seluler sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk para pelajar," kata  Vice President XL North Region, Nuruddin Al Fithroh, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 15 November 2011.

Melalui program ini, lanjut dia, proses edukasi bisa dilakukan secara maksimal supaya guru, orang tua murid dan siswa-siswi bisa mengetahui perkembangan dirinya.

Sebelumnya, layanan serupa pernah diterapkan di 54 sekolah di Makassar pada April lalu. Sekarang, XL mencoba menjalankan program tersebut di 40 sekolah di Bau-Bau.

Operator selular tersebut baru menjangkau Kota Bau-Bau dan sekitarnya pada 26 September lalu. Hingga kini, jumlah pengguna layanan XL yang ada di sana sekitar 15 ribu pelanggan yang ditopang empat unit Base Transceiver Stations 2 G.

Sementara untuk wilayah Sulawesi Tenggara, XL sudah hadir sejak tahun 2005 dengan 66 BTS 2 dan 5 BTS 3G yang didukung MSC di kota Kendari, dengan jumlah 150 ribu pelanggan.

 
Berita Telekomunikasi|Vendor, Operator, Content Provider,Teknologi Telekomunikasi,Regulasi ,Bisnis dan Layanan Telekomunikasi,